Sogan Batik Yogyakarta menurut beberapa literasi zaman dulu menggunakan 2 kati soga jambal, 1/2 kati tnggi, 1 kati tegeran, 1/2 kati kembang pulu, 1/4 kati blendok tembalo, 30 gram gondorukem, 10 gram gula batu (Sumber : Seni Kerajinan Batik Indonesia, S.K.Sewan Susanto,S.Teks), lama menyoga 8 hari atau lebih disareni dengan air kapur. Resep ini suatu ilustrasi proses kesulitan dalam pembatikan sogan, namun dewasa ini telah berkembangan temuan-temuan resep sintetis sehingga memudahkan alam pengerjaan pembatikan modern. Uraian ini dimaksudkan bukan untuk kembali ke zaman dahulu namun menguji kepandaian nenekmoyang kita dalam mencari pewarna alami yang hasilnya sungguh menakjubkan. Kelimpahruahan tetumnuhan di Indonesia dan eksplorasi proses pewarnaan alami, menjadi tantangan baru dalam pembatikan dengan pendekatan tradisional tersebut. Tambahan bahan pembantu utuk bikin beits, memperkuat zat warna alam, pendahulu kita memberikan berbagai resep ramuan bahan tumbuhan seperti : jeruk sitrun, jeruk nipis, salpeter (sendawa), borax (pijer), tawas, gula batu, aren gula jawa, ijzer vitrinol, tunjung, tetes atau strup tebu atau melase, air kapur, tape, pisang klutuk daun jambu klutuk. Semua sangat gaya akan khsiat dan khasanah pewarnaan alami leluhur kita dalam pembatikan. Ilustrator : Drs.H.Ch.Faurozi.,M.Si.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar